Sekolah Kita

Sekolah Kita

Kamis, 28 Januari 2010

Suhu

Konsep Suhu

Dirimu pernah menyentuh es-kah ? wah, jangankan menyentuh, kalau lagi gerah, langsung disikat…. rasanya nikmat. Tubuh serasa sejuk. Tapi kalau pas lagi musim hujan, apalagi udaranya juga dingin, dirimu masih mau minum es tidak ? he2… kalau udaranya lagi sejuk, lebih asyik minum minuman yang hangat. Lebih nikmat, soalnya tubuh serasa lebih hangat. Kalau di rumah punya kulkas, coba buka kulkas… masukan tangan ke dalam kulkas alias lemari es. Rasanya bagaimanakah ? iihhh, tangan nyaris membeku. Hiks2… atau kalau mau iseng, coba sentuh air yang mendidih… awas tangannya melepuh. Ketika dirimu memasukkan tangan ke dalam kulkas, tangan terasa dingin. Ketika menyentuh air mendidih, tangan terasa panas. Panas, dingin, sejuk, hangat dkk tuh sebenarnya apa sich ?

Sejak dilahirkan, setiap kita sudah mempunyai indera peraba. Ketika menyentuh air mendidih, indera peraba memberitahu kita bahwa air yang disentuh itu panas. Demikian juga ketika menyentuh es, indera peraba memberitahu kita bahwa es itu dingin. Ukuran panas dan dingin ini sebenarnya berbeda2 untuk setiap orang. Bayi yang baru lahir bisa langsung menjerit kesakitan kalau diberi minum air hangat atau tangannya ditempelin es batu. Sebaliknya, orang dewasa merasa biasa saja. Ketika menyentuh bara api, mungkin tanganmu langsung kepanasan. Tapi kalau orang yang tangannya kasar menyentuh bara api, panas yang dirasakannya mungkin tidak sedasyat yang dirimu rasakan.

Konsep suhu alias temperatur sebenarnya berawal dari rasa panas dan dingin yang dialami oleh indera peraba kita. Berdasarkan apa yang dirasakan oleh indera peraba, kita bisa mengatakan suatu benda lebih panas dari benda yang lain. Atau suatu benda lebih dingin dari benda lain. Ukuran panas atau dinginnya suatu benda ini dikenal dengan julukan suhu alias temperatur. Benda yang terasa panas biasanya memiliki suhu yang lebih tinggi. Sebaliknya, benda yang terasa dingin memiliki suhu yang lebih rendah. Semakin dingin suatu benda, semakin rendah suhunya. Sebaliknya, semakin panas suatu benda, semakin tinggi suhunya.

Btw, ukuran panas atau dinginnya suatu benda yang hanya didasarkan pada sentuhan (indera peraba) ini sebenarnya tidak terlalu jelas. Apa yang dirasakan oleh setiap orang bisa saja berbeda. Demikian juga, walaupun menyentuh benda yang sama, panas yang dirasakan oleh bagian tubuh yang berbeda bisa saja berbeda. Dirimu bisa membuktikannya dengan melakukan percobaan kecil-kecilan berikut ini. Siapkan 3 wadah, misalnya 3 gelas. Masukan air panas ke dalam gelas 1 (airnya jangan terlalu panas, nanti tanganmu bisa melepuh). Masukan juga air dingin ke dalam gelas 2. Campurkan air panas dan air dingin, lalu masukkan ke dalam gelas 3. Sekarang tarik napas pendek seratus kali ;) sesak napas tidak ? hiks2… Cuma canda. Silahkan masukkan tangan kananmu ke dalam gelas 1 dan tangan kirimu ke dalam gelas 2. Diamkan selama beberapa saat. Setelah itu, masukkan kedua tanganmu ke dalam gelas 3. Rasanya bagaimana-kah ? gurumuda yakin, tangan kananmu akan merasa lebih dingin, sebaliknya tangan kirimu merasa lebih hangat. Aneh khan ? padahal airnya sama… si air bikin dirimu kebingungan… :) mau bilang air dalam gelas 3 panas, tangan kananmu bisa ngamuk2… menurut tangan kanan, air dalam gelas 3 dingin. Sebaliknya kalau mau bilang air dalam gelas 3 dingin, tangan kirimu ngamuk2… menurut tangan kiri, air dalam gelas 3 hangat. Hiks2…. Dunia dijungkirbalikkan. Itulah keterbatasan indera manusia….. Oya, percobaan seperti ini pertama kali dilakukan oleh almahrum John Locke pada tahun 1690. Wah, sudah kadaluarsa ;)

Berdasarkan penjelasan panjang pendek dan bertele-tele di atas, bisa disimpulkan bahwa indera peraba kita memiliki keterbatasan dalam menentukan ukuran panas atau dinginnya suatu benda. Karena indera peraba dkk bisa membuat kita terkecoh, maka kita membutuhkan suatu alat yang bisa digunakan untuk mengukur suhu secara tepat. Alat pengukur suhu yang dimaksud adalah si termometer. Btw, sebelum jalan-jalan bersama termometer, terlebih dahulu kita pahami konsep keseimbangan termal dan hukum ke-nol termodinamika.

Referensi

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga

Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga

Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

0 komentar:

Posting Komentar